Selasa, 22 Desember 2009

SEJARAH PERSATUAN DAYAK (PD)

Persatuan Dayak (PD) merupakan organisasi pertama bagi orang Dayak yang sangat mendarah daging di dalam lingkungan masyarakat Dayak dan sangat berjasa serta mempunyai peran yang sangat besar untuk kemajuan dan persatuan masyarakat Dayak.

Banyak generasi muda Dayak yang tidak begitu memahami tentang Sejarah Persatuan Dayak (PD), bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mengenal dan mendengar apa itu Persatuan Dayak (PD).

Untuk itu, kami rasa perlu menceritakan kembali tentang Persatuan Dayak (PD), supaya generasi berikutnya dapat memahami dan tidak terjadi kesimpangsiuran tentang sejarah Persatuan Dayak (PD), karena informasi yang kami dapatkan selain dari Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Persatuan Dayak (PD) juga dari para pengurus dan anggota Persatuan Dayak (PD). Informasi ini kami kumpulkan dari tahun 2002.

Mengenai Sejarah Persatuan Dayak ini, tiap tahunnya sudah kami perkenalkan pada event Pekan Gawai Dayak Kalimantan Barat di Pontianak melalui buku Panduan Materi Acara, dengan maksud mengingatkan kembali kepada warga Dayak tentang Persatuan Dayak yang sangat berjasa dalam kehidupan masyarakat Dayak yang dapat dirasakan sekarang ini manfaatnya.

Persatuan Dayak didirikan pertama kali di Putusibau, Kabupaten Kapuas Hulu oleh (Alm) Frans Connrad Palaunsoeka pada tanggal 5 Oktober 1945 dengan nama Dayak In Action. Ketuanya adalah (Alm) FC. Palaunsoeka sedangkan Sekretaris adalah Bapak (Alm) Rafael Sarang (Bapak Mertua dari LH Kadir).

Gagasan didirikannya Persatuan Dayak ini berdasarkan pertemuan guru-guru agama katolik se-Kalimantan Barat di Sanggau tahun 1942.

Tujuan didirikannya Dayak In Action ini yaitu :

- Untuk mempersatukan masyarakat dayak yang terdiri dari berbagai macam sub suku.

- Untuk memperjuangkan hak-hak dan martabat masyarakat dayak dari penjajahan dan pendatang agar bisa  sederajat.

- Menurut keadilan sosial dalam masyarakat.

Pada tahun 1946 beberapa daerah (kabupaten) meminta untuk memindahkan kedudukan Dayak in Action ke Pontianak sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Barat. Dan pada tanggal 1 Januari 1947 pemindahan Dayak In Action dan penggantian nama menjadi Persatuan Dayak diumumkan secara serentak ke seluruh Kalimantan Barat.

Tujuan dari Persatuan Dayak yaitu :

1. Mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara Indonesia

2. Mewujudkan suatu susunan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah-daerah yang di bentuk berdasarkan kehendak rakyat (demokrasi)

3. Melaksanakan keadilan sosial dalam masyarakat .

4. Mewujudkan perbaikan nasib Suku Bangsa Indonesia Dayak yaitu dengan mengangkat derajat penghidupan, mempertinggi pengetahuan, menghapuskan kesengsaraan dan penderitaan.

Usaha untuk mencapai maksud :

1. Memperkuat semangat persaudaraan

2. Memperkuat keinsyafan dan keyakinan atas tenaga sendiri, berpegangan kepada semboyan atas tenagamu, tergantung nasibmu.

3. Memperkuat keinsyafan dan keyakinan akan artinya dan faedahnya bekerja bergotong royong dan bantu membantu.

4. Menganjurkan cara bekerja yang sistematis dan organisatoris

5. Menjalankan ikhtiar-ikhtiar yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan-peraturan pemerintah, maupun hukum adat yang masih berlaku.

Adapun Pengurus inti Persatuan Dayak (PD) adalah :

Tahun 1947-1958

Ketua Umum : Agustinus Djelani (Asal Taman Kapuas,Kapuas Hulu)

Sekretaris      : - Michael Anai (Asal Mempawah Hulu) tahun 1947-1952

                       - A. Sani (Asal Toho) tahun 1952-1958

Bendahara     : M. Nyabu (Asal Sanggau)

Tahun 1958-1962 (Berdasarkan hasil Kongres PD di Sintang)

Ketua Umum          : FC. Palaunsoeka (Asal Taman Kapuas, Kapuas Hulu)

Wakil Ketua           : Saiyan (Asal Pa’Kumbang)

Sekretaris Jenderal : Victor Oendoen (Asal Nyarumkop)

Bendahara             : M. Nyabu (Asal Sanggau)

Pemilu tahun 1955 Persatuan Dayak menduduki urutan ke 2 (dua) di Kalimantan Barat sedangkan urutan pertama kemenangan pada pemilu ini adalah Masyumi.

Pada kepemimpinan Bp. FC. Palausoeka, Persatuan Dayak bergabung dengan Partai Katolik dapat merebut kemenangan pada pemilu tahun 1958 di Kalimantan Barat sehingga dapat menghasilkan Gubernur dan Bupati dari suku Dayak di Kalimantan Barat yaitu :

- JC. Ovang Oeray sebagai Kepala Daerah

- YR. Giling sebagai Bupati Kapuas Hulu

- GP. Djaoeng sebagai Bupati Sintang

- TH. Djaman sebagai Bupati Sanggau

- Agustinus Djelani sebagai Bupati Pontianak

- FC. Palaunsoeka sebagai anggota MPR Utusan Kalimantan Barat

Sebelum JC. Ovang Oeray menjadi Gubernur Kalimantan Barat, propinsi Kalimantan Barat dipimpin oleh seorang Kepala Daerah bukan Gubernur.

Pada tahun 1959 Propinsi Kalimantan Barat dipimpin oleh seorang Gubernur Kepala Daerah dan JC Ovang Oeray merupakan orang pertama yang menjabat sebagai Gubernur Kepala Daerah di Kalimantan Barat.

Program Perjuangan Persatuan Dayak (PD)

Bidang Politik

1. Supaya Irian Barat selekas lekasnya kembali ke dalam Wilayah Republik Indonesia

2. Supaya Republik Indonesia tetap tinggal Negara Hukum dan Demokratis.

3. Supaya Negara dan alat-alatnya selalu menghormati, melindungi dan menjamin hak-hak kemerdekaan tiap-tiap individu menurut hak-hak asasi manusia.

4. Supaya keamanan, perdamaian, keadilan dan peradapan selalu terjamin.

5. Supaya dasar Negara Pancasila jadi praktek sehari-hari oleh pembesar dan alat-alat Negara.

6. Supaya alat kekuasaan Negara hanya akan dikerahkan untuk keselamatan dan kebahagiaan umum.

7. Agar kesatuan undang-undang dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah mempunyai dasar-dasar kebahagiaan umum dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi manusia

8. Hak-hak yang sama dan perlakuan sama dan adil terhadap setiap rakyat dan golongan penduduk warganegara Indonesia.

9. Supaya Negara Kesatuan Republik Indonesi tidak mempunyai struktur-struktur seperti dalam jaman kolonial

10. Agar diadakan desentralisasi yang demikian rupa, sehingga kepada tiap-tiap daerah bagian Negara sampai kepada persekutuan-persekutuan yang terkecil diberikan otonomi luas dan hak mengurus diri sendiri.

11. Untuk menjamin dan memudahkan demokrasi dengan dewan-dewan perwakilan rakyat di tiap-tiap daerah bahagiaan, juga untuk persekutuan-persekutuan yang terkecil dan kepada suku-suku yang terbelakang untuk mempunyai wakil-wakilnya sendiri.

Bidang Pengajaran (Pendidikan)

1. Supaya kewajiban belajar yang umum dilaksanakan dan di atur dengan undang-undang

2. Supaya pemberantasan buta huruf dijalankan dengan seksama dan seluas-luasnya

3. Supaya pengajaran didasarkan pada memperdalam perasaan kebangsaan dan persatuan serta rasa pengasingan dan perikemanusiaan

4. Kebebasan sepenuhnya bagi badan-badan dan inisiatif partikulir dalam mendirikan sekolah-sekolah serta bantuan dan perlindungan pemerintah

5. Hak dan perlakuan yang sama bagi sekolah-sekolah, guru-guru dan murid-murid sekolah partikulir yang mempunyai syarat sama dengan sekolah negeri

6. Kebebasan kepada rakyat untuk memasuki sekolah yang disukainya

7. Kesempatan luas dan sokongan bagi para pemuda dan pemudi untuk melanjutkan pelajaran mereka ke sekolah-sekolah tinggi dengan tidak membedakan golongan dan agama.

Bidang Kebudayaan

1. Membimbing jiwa budaya kearah perkembangan nasional

2. Menyokong perkembangan kebudayaan daerah

Bidang Agama

1. Kemerdekaan dijamin, bantuan dan perlindungan yang sama kepada semua persekutuan agama

2. Kemerdekaan bagi setiap orang untuk memeluk dan berpindah agama

3. Kemerdekaan belajar dan mengadakan sesuatu agama yang di akui

4. Pengajaran agama di sekolah diberikan seturut agama atau seturut kamauan

5. Kebebasan dalam melakukan pekerjaan dan upacara agama

Bidang Sosial

1. Memajukan kebersihan umum dan keselamatan

2. Perbaikan nasib rakyat jelata serta bantuan kepada serikat-serikat kaum tani

3. Kemerdekaan, dorongan dan sokongan atas badan-badan partikulir yang bekerja untuk perbaikan sosial dan kesehatan rakyat. Hak dan kewajiban sama rata atas badan-badan sosial partikulir yang memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah

4. Kemerdekaan mendirikan badan-badan amal dan sosial serikat sekerja serta pemerintah

5. Bantuan dan pemeliharaan orang-orang malang, piatu dan miskin

6. Mencegah perbudakan, kerja paksa kepada tiap-tiap anggota masyarakat

7. Keselamatan dan kepentingan serta perbaikan nasib kaum tua dan kaum muda baik dalam arti jasmani baikpum rohani

8. Kemajuan semangat gotong royong dan suka rela

9. Kemerdekaan dan kesempatan bagi seseorang untuk jadi pegawai dan memegang jabatan-jabatan dengan tidak membedakan agama dan golongan

10. Jaminan hidup dan perlindungan atas buruh serta peraturan gaji dan upah yang patut berdasarkan keadilan peri kemanusiaan.

Bidang Kemakmuran

1. Mempertinggi kemakmuran dan kebahagiaan rakyat sebagai kewajiban yang utama dari pemerintah

2. Mencegah dictator ekonomi dan memperjuangkan kebebasan untuk berusaha serta kebebasan mempunyai dan penghormatan hak milik.

3. Supaya kepentingan dan kebahagiaan umum jadi sebagai dasar dari semua usaha-usaha perseorangan

4. Nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang sangat penting bagi keperluan umum.

5. Bantuan dan dorongan serta pimpinan kepada rakyat dalam mendirikan koperasi-koperasi kampong serta lumbung-lumbung desa dan usaha-usaha yang memperbesar factor-factor produksi.

6. Memajukan semangat bekerja dan berusaha

7. Pendirian bank-bank rakyat serta kesmpatan pinjaman bagi kaum tani

8. Perkembangan perekonomian dan perindustrian nasional, perdagangan dan harga yang adil, pemberantasan korupsi dan riba

9. Melindungi hak-hak tanah rakyat dan menjaga agar setiap orang dapat mempunyai sumber penghidupan.

Masyarakat Dayak boleh berbangga hati karena para pengurus Persatuan Dayak pada zaman itu sudah mampu berpikir tentang berbagai aspek seperti ekonomi, kesejahteraan, sosial, pendidikan, dan lainnya. Padahal sampai saat ini suku Dayak masih dianggap suku primitif pleh pihak lain, masih dianggap terbelakang, namun Para Tokoh masyarakat Dayak pada zaman itu mampu menunjukan kemampuan mereka untuk berkarya, memipin, mempelopori dan mempersatukan suku Dayak di Kalimantan Barat yang terdiri dari berbagai macam sub suku dalam Persatuan Dayak.

Padahal transportasi pada era tahun 1945 sangat minim dan terisolir tapi Tokoh masyarakat Dayak pada masa itu memang betul-betul berjuang.

Bahkan pada tahun 1949 masyarakat Dayak sudah mempunyai lagu March Persatuan Dayak yang diciptakan oleh FC. Palaunsoeka. Lagu tersebut atas persetujuan ahli waris (istri Bp. FC. Palaunsoeka) menjadi lagu March Dayak, yang selalu dinyanyikan setiap acara-acara yang berkaitan dengan kegiatan Dayak. Bahkan sudah diputuskan dalam Munas II Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) di Pontianak Tahun 2006, bahwa lagu March Dayak adalah lagu Persatuan Dayak se-Kalimantan.

Tidak semua suku-suku yang ada di Indonesia pada masa itu mempunyai lagu persatuan tapi orang Dayak sudah punya lagu Persatuan, dimana lagu tersebut diciptakan pada era alat-alat musik masih sangat minim dan terbatas di Kalimantan Barat.

Untuk itu, kita sebagai penerus para Tokoh tersebut, jangan mau kalah, harus mampu menunjukkan bahwa generasi di mana transportasi lancar dan era komputerisasi dan telekomunikasi sudah memasyarakat di Kalimantan Barat, kita kaula muda mampu dan dapat berkarya seperti tokoh-tokoh tersebut, bahkan harus lebih baik dari mereka.

Dan kesuksesan tersebut jangan sampai terputus di tangan generasi berikutnya, terus meraih kesuksesan dengan pengkaderan.

Sumber :

1. Pengurus PD dan anggota PD :

    - Baroamas Masuka Janting (Pontianak)

    - Alep Gompeng (Bengkayang)

    - Apai (pengurus adat Sekadau)

    - ID. Soeryamassoeka (Pontianak)

    - H. Omar (Sanggau)

2. Pengamat PD

3. Anggaran dasar PD

Minggu, 20 Desember 2009

DANGE SEBAGAI UPACARA ADAT DAYAK KAYAAN

Dange adalah upacara adat yang dilakukan secara turun temurun oleh suku Dayak Kayaan yang mendiami Sungai Mendalam di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Upacara adat ini diyakini oleh Suku Dayak Kayaan yang datang dari Apo Kayaan - provinsi Kalimantan Timur ratusan tahun silam dianggap sakral. Karena jika tata cara dan syarat pada sarana / media bahan yang digunakan tidak sesuai dengan aturan baku adat, maka diyakini akan menimbulkan malapetaka bagi yang mengadakan upacara adat ini, dalam hal ini adalah Hipi (pemimpin suku dari kalangan bangsawan) atau si empunya gawai. Prosesi upacara adat Dange ini terdiri dari berbagai sub bagian yang tak terpisahkan dari awal hingga akhir, yang dipandu oleh Dayung Ayaa' (Imam Besar).
Read more...

Dange dalam sejarah penciptaannya di muka bumi yang dimiliki oleh Suku Dayak Kayaan ini adalah selain mengungkapkan rasa syukur pada Tipang Tanangaan (Tuhan Allah) atas hasil pertanian sepanjang satu siklus perladangan, juga untuk mengumpulkan kaum kerabat keluarga yang tercerai selama satu tahun. Tujuan kebersamaan itu diujudkan dalam kegembiraan bersama seperti saling menghibur bersama, makan minum bersama, juga memanjatkan doa secara bersama-sama, yang disampaikan melalui perantara Dayung Ayaa' dalam Lepo Dange (Pondok Dange).

Dalam kesempatan itu juga seorang Dayung Ayaa' akan menari di atas mebaang (gong ceper) dengan nama tarian Lalang Buko. Tarian Lalang Buko adalah tarian yang sangat sakral dalam tingkatan tarian dalam Dange karena dimaknai sebagai kekuatan magis yang mampu menghidupkan orang mati.(baca tekna' lawe'; pastor AJ. Ding Ngo, SMM).

Ritualitas upacara adat Dange yang dipimpin oleh Dayung Ayaa', dilakukan pada dua tempat. Yakni dalam Lepo Dange dan dalam rumah panjang. Dayung Ayaa' bersama Dayung Kioon (assisten Dayung Ayaa') yang terdiri dari para orang tua (orang muda tidak diperbolehkan, karena akan membawa petaka bagi yang bersangkutan), akan turun naik Lepo Dange dan menari mengitari sebuah Lasah (empat buah kayu bulat yang didirikan di tengah ruangan rumah panjang diperlengkapkan dengan pakaian adat lengkap laki-laki dan perempuan Dayak Kayaan, tempat di mana Dayung memanjatkan hajat atau doa untuk kepentingan orang banyak).

Upacara adat Dange ini harus dilakukan pada pagi hari (paling lambat jam 10.00 wib), karena segala limpahan rejeki siap dinikmati bersama terbitnya mentari pagi dari ufuk timur, serta semua makhluk dengan sukaria menyambut rejeki yang dilimpahkan oleh Tuhan di muka bumi ini.

Sumber cerita : D. Uyub Lung


Minggu, 25 Oktober 2009

BALADA BATU PAYUNG

Telah aku berjalan mengitari indahnya pantai ini, dari terbit sampai terbenamnya mentari, telah jua aku mengobral canda dan senyum, dan menyenandungkan lagu-lagu memory...ah, kini aku telah penat, aku ingin berbaring di atas pasir ini, dan menikmati indahnya pantai Batu Payung di malam hari.

Ku coba untuk berbaring dan meraih mimpi, namun kantuk sedang tidak ingin bersahabat denganku, dan aku terhenyak menatap jauh pada pelita para nelayan, tersadar aku pada kehidupan yang jauh dari gemerlapnya lampu kota....duh nelayan, di saat sanak keluargamu terbuai mimpi, kau berjuang untuk kehidupan ini, betapa curangnya kami membiarkanmu sendiri... aku jadi teringat pada keluargaku di Pontianak..emh mungkin mereka sedang menikmati panjangnya malam minggu.

Dentingan gitar mengalun merdu, menghibur jiwaku yang sedang lelah...uf, betapa cerahnya langit, lihatlah berjuta bintang bertaburan, seakan memberikan penerangan kepada kami di sini yang ingin terlelap.


Tebal sekali halimun malam di pantai ini, dingin mulai menusuk dinding-dinding sel ku, deburan ombak membuatku semakin sepi...Duhai "Batu Payung", malam semakin larut...aku belum juga dapat terlelap, simpanlah kisah-kisah yang ada malam ini, ungkapkanlah kembali jika aku ke sini lagi...
Selamat Malam "Batu Payung"


Memory di Batu Payung,
Pontianak, Kamis, 28 April 1988

22 MARET

Kita berkenalan di padang tandus,
masing-masing dari kita memangku bunga kehidupan yang kering.
Tanpa pernah di sirami air cinta dan realita bahagia dari khayalan sepanjang usia yang kita lalui. Hanya selalu berharap mukjizat akan terjadi dalam perjalanan hidup yang gersang dan dengan kepasrahan hidup yang tiada arti selalu mencoba untuk menanti.

Dalam perkenalan yang singkat, kau mulai mengulurkan tanganmu,
untuk menggenggam jemariku yang mulai lelah,
mencoba mengajakku bersama untuk meniti jalan yang berliku,
Kerlingan matamu yang tajam menembus ke jantungku, kala itu terucap satu janji,
untuk membawaku ke ruang bahagia kehidupan.

Awalnya aku ragu untuk melangkah bersamamu,
Karna harkat kita sudah berbeda
namun kau terus mencoba untuk meyakinkanku
untuk berjalan beriringan mengejar matahari cinta,
membuatku bimbang dengan arah yg harus kutempuh
akhirnya aku mencoba untuk menjalaninya bersamamu. Read more...

Dalam perjalanan kita yang indah,
kau mampu membimbing dan mengarahkan hidupku,
kau tuntun langkahku, kau mampu menggapai hari-hari untuk ku
dan kita saling memberi dan mengisi arti hidup.

Sejak saat itu tanggal 22 setiap bulannya,
begitu bermakna untuk kita,
karna tanggal 22 Alfa dari perjalanan indah kita
kita rayakan dengan kecupan-kecupan mesra
dan berakhir dengan permainan cinta yang hangat.

KELAYANG MERAK sebutanmu untukku sangat membius ku.
Panggilan MAMI yang mesra dari bibirmu
menyirami dahagaku dalam kehidupan,
hingga aku semakin mantap meneruskan perjalanan ini bersamamu
dan bertekad untuk tidak akan menyakiti dan meninggalkanmu sendiri

Dalam cuaca hidup yang tak menentu
Kau mampu untuk membimbing dan mengarahkanku
Dalam gulitanya kehidupanku
Kau tuntun langkah untuk menggapai hariku
Sirna semua kebimbangan dihati
Karena asa yang kau tanam terlalu dalam

Walau sering kau terlalu membatasi gerak langkahku,
mencurigai dan mencemburui aku
bahkan melontarkan kata-kata yang menyakitiku,
aku dapat memahami semua perkataan dan prilakumu padaku,
itulah pernyataan arti cintamu yang begitu besar untuk ku.

Awal dalam perjalanan kita, aral dan rintangan datang dari keluargaku,
mereka mencaci mu, menudingmu dan tidak memandangmu sebelah matapun.
Tapi aku berupaya untuk mempertahankan cintamu.
Rela tubuhku remuk dan hati ku hancur mendapatkan perlakuan kasar dari darah dagingku.
Aku tak perduli, demi orang yang telah memberikan hatinya untukku.
Demi seorang laki-laki yang telah memberiku cinta, airmata dan kasih sayang.
Demi seorang pria yang mempersembahkan hidupnya untukku
dan yang telah menuntunku dari kegelapan.

Namun, menjelang 5 tahun perjalanan ini, tiba-tiba kau menjadi asing di mataku,
kau mencoba menarik diri dan mampu menyakiti aku.
Aku tidak lagi menjadi orang yang utama dalam hidupmu.
Kau mulai bimbang dan takut bersamaku, mulai enggan melihat wajahku,
semua yang kau lakukan kini sangat menyinggung perasaanku.
Kau mulai sering tidak mau bertemu denganku,
bahkan pernah sepuluh hari kau pergi, lari entah kemana,
tiada kabar berita ataupun pesan untukku,
tinggallah aku yang selalu menangisi cintaku.

Yang sangat menusuk nubariku,
kau mulai mempertanyakan perjalanan cinta kita,
seperti perjalanan yang tiada arti,
haruskah waktu yang kita bina bersama terbuang dengan sia-sia bersama dengan diriku.
Impian dan khayalan tentang mahligai,
haruskah menguap menjadi angin kebencian.

Kini, kau selalu berniat untuk menghentikan perjalanan ini,
padahal kau yang mulai mengajak aku berjalan.
Tapi setelah melihat begitu banyak ranjau yang harus kita lalui,
timbul kekhawatiran dan ketakutan pada dirimu. Mengapa ...???
Tidak cukupkah kebesaran cinta kita dapat menghalau seribu ranjau yang menghadang.

Hari-hari yang kita lalui sekarang, tidak lagi menjadi indah.
Terkadang aku harus berjalan sendiri tiada lenganmu yang kokoh memelukku kala ku penat.
Kenapa kau membiarkanku melangkah seorang diri,
kenapa kau mengajakku kembali ke dalam kubangan.
Kering sudah air mataku menangisi cintaku yang akan berakhir.
Dulu, kau selalu menjaga aku, tak pernah membiarkanku untuk sendiri.
Kau selalu mengkhawatirkanku dan aku selalu merasa nyaman berada dalam genggamanmu.

Mulai kanan kiri mendengar kisah cinta yang terlarang ini,
mereka mencibiri dan mencaci maki aku,
suara-suara begitu riuh membicarakan perjalanan yang sudah kita tempuh,
lidah-lidah mereka semakin gencar menari dan menggerayangi diriku.
Teganya kau membiarkanku menanggung semuanya sendiri.
Kehancuran hidup, hinaan dan kehilangan arah.
Beginikah cinta dalam hatimu selama ini.
Inikah tujuan dari tanggal 22 Maret itu.
Inikah maksud pernyataan cintamu dulu.
Semuanya harusku tanggung sendiri, nama baikku telah hancur berkeping-keping.

Kasih ... hari-hari indah kita tertulis dalam lembaran diary ku ...
banyak tempat yang menjadi persinggahan kita ...
tiap sudut di kota ini telah kita jelajahi bersama ...
akan mampukah aku menatap tempat kenangan cinta kita itu sendiri tanpamu di sisiku.

Kasih... kini Kelayang Merakmu terluka...dan sikapmu yang telah melukainya....
padahal kau tak pernah ingin siapapun melukainya... kau selalu pasang badanmu untuknya...
kini, kemana si Jantan yang selalu angkuh itu...kemana jantanku yang sombong,
pelindung yang berkuasa atas diriku ....mengapa jantanku menjadi lemah dan loyo....
tidak tangguh dan angkuh lagi...

Oohh 22 Maret..... kini ranjangku mulai dingin dengan akan perginya kekasihku ....
mawar cintaku akan layu karena tidak ada yang menyiraminya....
aku jadi terduduk di sini sendirian meratapi kekasihku yang akan berlalu dan menjauh....
aku tertunduk dan tak mampu menatap dan menengadah,
tak mampu melihat cakrawala yang akan menghadang....
aku tak mampu untuk berdiri, berjalan sendiri.....

Tuhan .... untuk pertama kalinya aku mengenal cinta suci,
tapi harus Kau renggut dengan begitu kejamnya... mana keadilan untukku....
kenapa aku tidak boleh menikmati anggur cinta bersama kekasihku .....
kenapa aku tidak di perkenankan untuk mengecap kebahagiaan selama hidupku.

Kini...aku hanya mampu berucap "Selamat Tinggal 22 Maret",
Selamat tinggal mimpi-mimpi.... Selamat tinggal cintaku ...
semua begitu berarti untukku... semuanya begitu indah
dan akan selalu tersimpan dalam ruang hatiku.

Kasih ... aku begitu mencintaimu,
selamat tinggal papi...jaga dirimu selalu,
simpanlah selalu cerita kita, kalau itu masih berarti untukmu ...
biarlah aku sendiri di sini, meratapi hari2 ku kelak ....
akan ku coba menyusuri sisa dari perjalanan kita dengan kesendirianku .....

Kasih ... jangan pernah memperhatikanku lagi, agar aku tidak menangis ...
biarlah semua rindu dan cinta terkubur di sudut hati kita ...
biarlah dengan terseok-seok aku bangkit dan menapaki kehidupan yang begitu kejam untukku .....



Pontianak, 12 Maret 2008