Minggu, 20 Desember 2009

DANGE SEBAGAI UPACARA ADAT DAYAK KAYAAN

Dange adalah upacara adat yang dilakukan secara turun temurun oleh suku Dayak Kayaan yang mendiami Sungai Mendalam di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Upacara adat ini diyakini oleh Suku Dayak Kayaan yang datang dari Apo Kayaan - provinsi Kalimantan Timur ratusan tahun silam dianggap sakral. Karena jika tata cara dan syarat pada sarana / media bahan yang digunakan tidak sesuai dengan aturan baku adat, maka diyakini akan menimbulkan malapetaka bagi yang mengadakan upacara adat ini, dalam hal ini adalah Hipi (pemimpin suku dari kalangan bangsawan) atau si empunya gawai. Prosesi upacara adat Dange ini terdiri dari berbagai sub bagian yang tak terpisahkan dari awal hingga akhir, yang dipandu oleh Dayung Ayaa' (Imam Besar).
Read more...

Dange dalam sejarah penciptaannya di muka bumi yang dimiliki oleh Suku Dayak Kayaan ini adalah selain mengungkapkan rasa syukur pada Tipang Tanangaan (Tuhan Allah) atas hasil pertanian sepanjang satu siklus perladangan, juga untuk mengumpulkan kaum kerabat keluarga yang tercerai selama satu tahun. Tujuan kebersamaan itu diujudkan dalam kegembiraan bersama seperti saling menghibur bersama, makan minum bersama, juga memanjatkan doa secara bersama-sama, yang disampaikan melalui perantara Dayung Ayaa' dalam Lepo Dange (Pondok Dange).

Dalam kesempatan itu juga seorang Dayung Ayaa' akan menari di atas mebaang (gong ceper) dengan nama tarian Lalang Buko. Tarian Lalang Buko adalah tarian yang sangat sakral dalam tingkatan tarian dalam Dange karena dimaknai sebagai kekuatan magis yang mampu menghidupkan orang mati.(baca tekna' lawe'; pastor AJ. Ding Ngo, SMM).

Ritualitas upacara adat Dange yang dipimpin oleh Dayung Ayaa', dilakukan pada dua tempat. Yakni dalam Lepo Dange dan dalam rumah panjang. Dayung Ayaa' bersama Dayung Kioon (assisten Dayung Ayaa') yang terdiri dari para orang tua (orang muda tidak diperbolehkan, karena akan membawa petaka bagi yang bersangkutan), akan turun naik Lepo Dange dan menari mengitari sebuah Lasah (empat buah kayu bulat yang didirikan di tengah ruangan rumah panjang diperlengkapkan dengan pakaian adat lengkap laki-laki dan perempuan Dayak Kayaan, tempat di mana Dayung memanjatkan hajat atau doa untuk kepentingan orang banyak).

Upacara adat Dange ini harus dilakukan pada pagi hari (paling lambat jam 10.00 wib), karena segala limpahan rejeki siap dinikmati bersama terbitnya mentari pagi dari ufuk timur, serta semua makhluk dengan sukaria menyambut rejeki yang dilimpahkan oleh Tuhan di muka bumi ini.

Sumber cerita : D. Uyub Lung


0 komentar:

Posting Komentar