Oleh : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut
Cikal bakal lahirnya GAWAI DAYAK dan SEKRETARIAT BERSAMA KESENIAN DAYAK (SEKBERKESDA) KALBAR di Pontianak yaitu berawal dari seorang seniman yang bernama YOSEF ODILLO OENDOEN (peranakan Dayak Salako / Nyarumkop dan Manado). Pada Tahun 1986, Bung Yosef menyampaikan rasa prihatinnya terhadap kesenian di Kalimantan Barat ini khususnya seni budaya Dayak, keperdulian masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya dan Kota Pontianak khususnya pada SENI BUDAYA DAYAK sangat minim. Sanggar-sanggar dayak pada waktu itu banyak bermunculan, sesuai dengan sub suku masing-masing, tapi belum berkembang seperti sanggar etnis lainnya. Akhirnya Bung Yosef mengajak Bung Euggenne Yohanes Palaunsoeka untuk membuat suatu Pergelaran Seni Budaya Dayak di kota Pontianak
Keinginan untuk mengadakan Pergelaran tersebut disampaikan kepada Drs. Sebastianus Massardy Kaphat dan Moses Nyawath Elmoswath, SH dan beliau berdua menyambut baik bahkan beliau menyarankan untuk mempersatukan kembali Kesenian Dayak dalam satu wadah seperti Sanggar Banua Maribui yang mana sanggar tersebut merupakan wadah seni Budaya Dayak yang tergabung dari sub-suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat, sanggar tersebut merupakan Sanggar Dayak pertama di kota Pontianak yang didirikan pada 1960 – 1970-an dan pendirinya adalah Alm. Aloysius Sawa (ayah dari Bapak Moses Nyawath Elmoswath E, SH) dan Alm. Agustinus Djelani (mantan Bupati Kabupaten Pontianak yang pertama). Sanggar Banua Maribui tersebut pada tahun 1960-an sangat berkembang dan pernah mengadakan pertunjukan di Jakarta, Surabaya bahkan di Singapura. Namun sanggar tersebut akhirnya bubar dan masing-masing mendrikan sanggar sesuai dengan sub-sukunya.
Dari pertemuan dengan Drs. SM. Kaphat dan Moses Nyawath Elmoswath, SH, maka diadakanlah pertemuan bersama sanggar-sanggar Dayak yang ada di Kota Pontianak sebanyak 2 (dua) kali yaitu :
1.Pertemuan pertama tanggal 2 Maret 1986 beertempat di Gedung Pasifikus.
Pimpinan Rapat pada waktu itu adalah Drs. SM. Kaphat dan Yoseph O Oendoen, S.Sn.
Yang hadir yaitu : Marcelinus (Bengkawan), Simplisius (Persada Khatulistiwa), Sabinus Melano (Pelatih tari SMA Sto Paulus Pontianak), Thomas Soeka (Sari Budaya), Herman Widodo (STEMKA), Thomas Benyamin (Flamboyan) dan FX. Sukarius (STEMKA).
Masalah yang dibahas yaitu : Rencana pembentukan Badan Kerjasama sanggar-sanggar Daerah Pedalaman.
Kesimpulan dari pertemuan tersebut yaitu :
-Pimpinan sanggar yang hadir setuju dibentuknya Badan Kerjasama sanggar-sanggar yang ada.
-Belum dapat dibentuk pada pertemuan tanggal 2 Maret 1986 karena ada 4 sanggar yang belum hadir yaitu Bakermas, Hengkung Kayaan, Terabai dan Amboyo.
-Masalah nama supaya dicari nama yang sesuai tetapi Predikat dayak ada terkandung di dalamnya.
-Bentuk Badan Kerjasama sanggar yang direncanakan bersifat Sekretariat Bersama.
-Badan ini akan meminta fasilitas kepada Kanwil Departemen P & K Bidang Kesenian dan Bidang Kebudayaan Kalbar, untuk dapat mempergunkan Rumah adat yang ada sebagai Sekretariat Bersama dan tempat-tempat latihan tarian dan sebagainya.
-Mengundang kembali sanggar-sanggar yang belum hadir untuk meminta pendapatnya, apabila ternyata tidak juga mendapat tanggapan, maka baru diambil keputusan pembentukan Badan Kerjasama ini.
-Pertemuan kedua ditetapkan tanggal 12 Maret 1986 di Gedung Pasifikus pukul 16.00 WITA dan turut mengundang sanggar-sanggar yang hadir pada pertemuan tanggal 2 Maret 1986.
-Sanggar-sanggar yang hadir telah sepakat bahwa tanggal 20 Mei 1986 akan dilakukan malam Pergelaran Seni, sehubungan dengan Hari Kebangkitan Nasional dan Gawai Dayak yang telah ditetapkan oleh SK Gubernur Kadarusno tahun 1976.
Bung Yoseph O. Oendoen ditunjuk untuk mempersiapkan dan menyusun materi-materi yang akan ditampilkan pada malam Pergelaran Seni tersebut.
Resume atau kesimpulan dari pertemuan pertama ini ditandatangani oleh Drs. SM. Kaphat dan Bung Joseph O. Oendoen, S.Sn pada tanggal 6 Maret 1986.
2.Pertemuan kedua bertempat di Gedung Pasifikus pada tanggal 12 Maret 1986.
Hadir pada pertemuan ini adalah Drs. SM. Kaphat (Sari Budaya), Moses Nyawath E, SH (Bakermas), PK. Kasimin BS (Amboyo), Ans. Moinam (Amboyo), Simplisius (Bengkawan), Marcelinus (Bengkawan), Ir. F. Higang (Hengkung Kayaan), Tobias Ranggi, SH (Terabai), Romanus Razak (Terabai), Thomas Soeka (Sari Budaya), Thomas Benyamin (Flamboyan) dan Yohanes E. Palaunsoeka (Flamboyan)
Kesimpulan dari pertemuan kedua ini yaitu dituangkan dalam PERNYATAAN BERSAMA yang isinya sebagai berikut :
-Sanggar-sanggar Kesenian Dayak yang ada di Kotamadya Pontianak ini telah bertekad bulat untuk lebih meningkatkan aktivitas dalam menggali, membina dan mengembangkan kesenian-kesenian Dayak yang ada di seluruh Kalimantan Barat.
-Untuk lebih memantapkan kesatuan gerak dari pada sanggar-sanggar kesenian, disepakati dibentuknya sebuah wadah konsultatif dan komunikatif diantara sanggar-sanggar kesenian yang ada, dalam upaya meningkatkan kesatuan dan persatuan ke arah pembinaan kesenian dimaksud.
-Bentuk dan nama wadah kerjasama tersebut ditetapkan : “Sekretariat Bersama Kesenian Dayak Kalimantan Barat di Pontianak”.
-Sekretariat Bersama ini dipimpin oleh seorang sekretaris dan dibantu oleh beberapa Assisten sekretaris yang terdiri dari sanggar-sanggar yang ada.
-Untuk ketua harian akan dfilakukan / dijabat secara periodik atau secara bergantian oleh sanggar-sanggar yang ada.
-Masa kerja Ketua Periodik dan sekretaris ini ditetapkan selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak pembentukan badan ini.
-Untuk memimpin / mengkoordinir Sekretariat Bersama Kesenian Dayak Kalimantan Barat periode pertama ini, telah ditunjuk / ditetapkan Bung Joseph O. Oendoen selaku Sekretaris dan Sanggar Sari Budaya sebagai Ketua Periodik.
Urutan ketua Periodik selanjutnya adalah Sanggar Bakermas, Terabai, Amboyo, Bengkawan, Hengkung Kayaan, Persada Khatulistiwa dan Flamboyan.
-Badan pengurus Sekretariat Bersama yang telah dibentuk ini, diharapkan dalam waktu dekat ini sudah harus mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas kepada pemerintah daerah Kalimantan Barat atau kantor Depdikbud KALBAR Bidang kesenian / kebudayaan agar dapat memberikan ijin dalam penggunaan Rumah Adat Dayak sebagai tempat SEKRETARIAT BERSAMA dan juga tempat latihan bagi sanggar-sanggar.
Sumber : Arsip SEKBERKESDA (Asli) dan data lengkap dengan tandatangan peserta yang hadir
Dari 2 (dua) kali pertemuan tersebut terbentuklah SEKBERKESDA (Sekretariat Bersama Kesenian Dayak) Kalimantan Barat pada tanggal 12 mare3t 1986 denagn inspirasi dari drs. SM. Kaphat, Moses Nyawath Elmoswath, SH, Yoseph O. Oendoen, S.Sn.
Dan penggeraknya adalah Thomas Soeka, Tobias Ranggi, SH, Romanus Razak, P. Kasimin, Y. Telajan, Ir. F higang, Yohanes E Palaunsoeka, Thomas Benyamin, Letkol P. Djuman, Marselinus dan Drs. Simplisius.
Dari pertemuan yang kedua di Gedung Pasifikus tersebut, terpilihlah Drs. SM. Kaphat sebagai ketua SEKBERKESDA yang pertama. Namun karena pada saat itu Drs. SM Kaphat sebagai Ketua PDI (Partai Demokrasi Indonesia) Kalbar dan seperti kita ketahui bersama bahwa pada masa Orde Baru bagi masyarakat yang dekat dengan PDI selalu dicurigai, sedangkan SEKBERKESDA harus tetap berkembang, maka demi berkembangnya Seni Budaya Dayak tersebut, Drs. SM. Kaphat berkorban dan memilih mundur dan beliau menunjuk Alm. Drs. F. Sintan panggilingan (mantan Kepala Biro Perlengkapan Propinsi Kalimantan Barat) dari Sanggar Sari Budaya untuk menggantikannya. Dan sekretaris pertama SEKBERKESDA terpilihlah Yoseph Odillo Oendoen, S.Sn.
Adapun sanggar-sanggar yang tergabung pertama kali di SEKBERKESDA dan ikut menandatangani kesepakatan berdirinya SEKBERKESDA adalah :
1.Sanggar Sari Budaya pimpinan : Drs. SM. Kaphat
2.Sanggar Bakermas pimpinan : Moses Nyawath E, SH
(sekarang bernama Sgr. Patamuan Banuaka)
3.Sanggar Amboyo pimpinan : Kalam
4.Sanggar Persada Khatulistiwa pimpinan : Yoseph O. Oendoen
5.Sanggar Gunung Bengkawan pimpinan : Letkol P. Djuman
6.Sanggar Flamboyan pimpinan : T. Benyamin
7.Sanggar Terabai pimpinan : AB. Rayon
8.Sanggar Hengkung Kayaan pimpinan : Y. Telajan
9.Sanggar STEMKA pimpinan : Yoseph O. Oendoen
Setelah penandatangan kesepakatan bersama, dibuatlah anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Dan untuk pergantian kepengurusan SEKBERKESDA ditentukan masa selama 3 (tiga) tahun.
Kepengurusan SEKBERKESDA hingga ssaat ini sudah berganti sebanyak 6 (enam) kali yaitu :
1.Tahun 1986 – 1989 Ketua : Drs. F. Sintan Panggilingan
Sekretaris : Yoseph O. Oendoen, S.Sn
2.Tahun 1989 – 1992 Ketua : Tobias Ranggie, SH
Sekretaris : Thomas Soeka
3.Tahun 1992 – 1996 Ketua : Tobias Ranggie, SH
Sekretaris : Thomas Soeka
4.Tahun 1996 – 1998 Ketua : Drs. Albert Rufinus, MA
Sekretaris : Yohanes E. Palaunsoeka
5.Tahun 1998 – 2001 Ketua : Drs. Albert Rufinus, MA
Sekretaris : Yohanes E. Palaunsoeka
6.Tahun 2001 – 2008 Ketua : Drs. Yohanes Bambang
Sekretaris : Frederick Kuyah, SE
Melihat bahwa SEKBERKESDA merupakan wadah berkumpulnya sanggar-sanggar dayak yang ada di Kalimantan Barat, khususnya Pontianak, dan semakin bertumbuh kembang dan diminati oleh masyarakat Dayak, untuk itu, mulai kepengurusan SEKBERKESDA tahun 2008 Struktur Organisasi diubah dan mencakup kepada Kesenian Dayak. Dan penyebutan Ketua berubah menjadi Sekretaris Jenderal (SEKJEN).
Adapun kepengurusan yang baru terbentuk berdasarkan rapat tim formatur SEKBERKESDA tanggal 20 Februari 2008 sebagai berikut :
Sekjen : Tarsisius Fantryusda Sabandap, SH
Deputi Administrasi : Yoseph Odillo Oendoen, S.Sn
Deputi Keuangan : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut
Catatan :
Di tulis oleh Marselina Maryani pada tahun 2005 dari berbagai sumber dan arsip SEKBERKESDA. Di terbitkan pada Bab Pendahuluan di Buku Materi Acara setiap Pekan Gawai Dayak mulai PGD tahun 2006