Oleh : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut
Kumpulan Cerita Mini : Kisah Kehidupan Sosial yang mempunyai latar belakang yang sama yaitu perekonomian yang sulit
“Sudah saatnya kamu kancing rosleting ROK mu NAK, jangan di buka untuk sembarangan lelaki,hargai diri dan tubuhmu, bekerja keraslah jika kamu menginginkan sesuatu, banggalah terhadap hasil yang kamu dapat dengan HALAL, ingat, p'puan malunya di kening, maksudnya apapun yang di buat p'puan lebih kelihatan, jalan hidupmu masih panjang, untuk itu cukupkanlah dirimu dengan perbuatan yang kemarin dan esok mulailah dengan jalan KEBENARAN” ... ungkapan dari seorang ibu untuk anak gadisnya yang cantik dan molek .. tapi si anak gadis tidak pernah sama sekali mau mendengarkan perkataan sang ibu ... karena dia sudah silau oleh gemerlapnya dunia dan uang ... anak gadis itu tak mau lagi hidup menderita seperti sebelum ia tahu bagaimana caranya mempergunakan kecantikannya ... ibu hanya seorang penjahit tradisional dengan mesin jahit biasa, yang pelanggannya hanya orang-orang sekitar kampung, penghasilan si ibu tak seberapa, jika dibandingkan dengan uang yang didapatkannya sekarang ,,,, ia sudah bisa punya mobil sendiri dan merehab rumah ibunya yang dulu cuma ada satu kamar, sekarang rumah ibu sudah berlantai 2 dan sangat menonjol di kampungnya ... ternyata mendapatkan uang sangat gampang baginya, hanya kerlipan mata dengan para bos, rupiah mengalir deras di kantongnya ... haruskah di sia-siakan kesempatan ini pikirnya, aku sudah bosan dengan kehidupan miskin, karena ibu tak pandai memilihkan ayah untukku ... padahal kecantikanku ini warisan dari ibu, tapi karena ibu tak pandai mempergunakannya maka hidupnya sengsara seperti itu ... aku tak ingin lagi menikmati keinginan yang sia-sia seperti waktu kecilku dulu ... aku ingin membalas kesengsaraanku dengan kelebihan yang kumiliki sekarang, itulah tekad gadis cantik itu ... tinggallah sang ibu yang berdoa siang malam supaya anak gadisnya kembali ke jalan yang benar ... 4 Februari 2011
Rembulan meneteskan air matanya, ketika mega berkerudung kelabu, cemeti halilintar memberondong lazuardi dengan laranya .. suara angin bergemuruh dan tiupannya meliuk-liukan pepohonan, bagaikn penari mesir meliukan tubuh indahnya di depan sang baginda ..tiada yang berani menonton gejolak alam itu, hanya seorg kakek renta dengan pelitanya duduk di sebelah pondoknya menunggu cucu perempuannya pulang ... sambil mengkhawatirkan keselamatan sang cucu, Sang kakek berdoa dengan penuh hikmat,.. cucu perempuan yang sangat di sayanginya merupakan satu-satunya darah dagingnya yang masih tertinggal d dunia ini .. peninggalan anak tunggalnya yang sudah tiada karena kecelakaan bus bersama menantunya ... Namun yang di tunggu, tak pernah perduli akan Sang kakek, si cucu sedang menikmati kehangatan bersama kekasihnya di sebuah hotel, ... semakin dingin menusuk, semakin erat ia memeluk kekasihnya, hingga keringat melumuri tubuhnya yang bugil, sampai terlelap... Saat matanya mengerjap, dirasakannya hangat mentari meronai wajah dari kaca jendela .. ia menggeliat .. dan tiba-tiba tersentak, ... Baru disadarinya bahwa hari sudah berganti, ia pun teringat akan sang kakek yang di tinggalkannya sendiri di Pondok Tua di tengah sawah .. bergegas ia pulang untuk menemui sang kakek, dalam hatinya tentulah sang kakek yang penyayang itu mengkhawatirkan dirinya .. Sesampainya di pondok, letih gadis itu memanggil dan mencari kakek, namun kakek tak di temukannya, padahal si cucu datang dengan membawa buah jeruk kesukaan kakeknya hasil dari perbuatannya semalam ... putus Asa gadis itu mencari kakeknya, rasa khawatir mulai merasuk dalam hati, ia mulai berpikir apakah kakek sudah turun ke sawah atau barangkali pergi ke pasar untuk mencari makanan .. segera gadis itu beranjak keluar untuk mencari kakeknya ... saat dia melewati samping pondok, di lihatnya sang kakek sedang duduk d kursi dengan mata terpejam, .. awalnya dia tersenyum senang, di pikirnya kakek sedang tertidur .. tapi setelah beberapa kali di panggil dan digoyangnya, Sang kakek terus diam tak bergerak, sekujur tubuh kakek sudah dingin membeku .... sadarlah ia bahwa kakeknya sudah tiada .. satu-satunya harta hidup di dunia ini yang di milikinya .. penyesalan melanda dirinya, isak tangis tak mampu untuk mengembalikan kakek yang begitu memanjakan dirinya ... Tinggallah ia merenungi nasibnya dan membayangi kesendiriannya ... 1 Maret 2011
Kuyub badan si bocah, d hempas derasnya hujan ... tp tak d gubrisnya dingin merasuk k dinding selnya .. terus d telusurinya pelataran toko yg sepi .. sambil mnggendong kotak semir sepatu, ia brharap satu dua org akan memanggilnya, sekedar memberi recehan uang untuk mmbeli sebungkus nasi yang belum d rasaknnya hari ini .. namun sampai jam berdentang dua belas kali malam itu, tak sepeserpun uang yang di dapatkannya ... wajahnya tampak letih dan pucat, dengan perut yang lapar iapun berjalan gontai meninggalkan pelataran toko itu .. sambil berjalan ia bertanya pada Tuhan, “Tuhan, benarkah Engkau ada, kalau benar, mengapa Engkau tega membuatku sengsara seperti ini, mengapa aku harus terlahir seperti ini, tanpa mengenal siapa ayah dan siapa ibuku, mengapa aku harus sebatangkara, anak-anak seumurku jam begini pada terlelap dan akan terbangun keesokan harinya untuk ke sekolah, sedangkan aku, aku harus berjuang mempertahankan hidupku, ...Tuhan, aku ingin seperti mereka, tidak perlu kaya, tetapi cukup untukku makan dan bersekolah” ... air matapun bercucuran membasahi pipi Sang Bocah ... 1 Maret 2011
Helai demi helai pakaian itu d kuceknya, tak terasa, 2 waskom sudah di selesaikan .. dan ia harus berpindah ke rumah yang lain lagi, untuk melakukan pekerjaan yang sama ... setiap hari perempuan itu harus mengeluarkan tenaganya untuk mencuci pakaian dari rumah ke rumah, hanya demi menambah biaya rumah tangga karena suami yang di PHK, sedangkan 3 orang anaknya masih membutuhkan biaya untuk melanjutkan sekolah .... demi meneruskan hidup keluarganya dia rela melakukan pekerjaan mencuci dari rumah ke rumah ... tak diperdulikannya lelah yang menghampiri, karena sepulang dari mencuci ia harus mengurus rumahnya sendiri, memasak, membersihkan rumah dan mengurus anak-anak dan suaminya ... sudahlah rutin kerjaan yang dilakukannya seperti itu setiap harinya, harus lagi ia menerima perlakukan dan ucapan-ucapan kasar dari suami yang stress karena tidak mempunyai pekerjaan lagi ...tapi dengan sabar, demi buah hatinya yang masih kecil kecil, ia harus rela menerima semua kemirisan hidup yang sedang di jalaninya ... tak pernah sedikitpun dendam terbersit dihatinya, karena sewaktu suaminya masih bekerja, sang suami hanya hidup berfoya-foya bersama teman-temannya dan perempuan-perempuan malam ...perempuan teguh ini tetap terus menikmati kehidupan barunya itu dengan berusaha untuk sukacita, ikhlas dan tulus ... tak diperdulikannya wajahnya yang cantik akan sirna karena sudah tak terawat lagi ... yang ada di hatinya kini adalah bagaimana ia harus bertahan hidup bersama anak-anaknya ... 2 Maret 2011
Jumat, 01 April 2011
RIAK-RIAK KEHIDUPAN
Jumat, April 01, 2011
Senandung Hati Marsel
0 komentar:
Posting Komentar