Oleh : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut
SENIMAN PUJAANKU
Pontianak , 26 April 1986
Dari Album Puisi : Senandung Remaja
Ujung malam ini,
Bersama angin yang membuai
Ku bawa diriku ke alam lamunan
Tuk mengenang dirimu
Yang pernah hadir dalam impianku
Slalu kuingat hingga kini
Matamu yang pekat sangat mendebarkanku
Dinginnya pandanganmu yang membuat diriku tak berdaya
Acuhnya sikapmu yang bikin kupenasaran
Tapi itu semua kusenangi
Karena kaulah pujaanku
Jangkungnya tubuhmu selalu menghantuiku
Permainan tanganmu di kanvas membuatku terpana
Hingga aku terjatuh dalam api asmara bersamamu
Dan cinta pertama ku telah memilih dirimu, hei senimanku
Ingin selalu ku raih dirimu dalam dekap rinduku setiap waktu
Cinta Pertamaku, seniman gantengku
Berilah senyuman termanismu selalu padaku
Supaya ku dapat selalu memujamu, kini, esok hari dan selamanya
Usia kita yang terpaut sepuluh tahun,
Menjadi tembok penghalang dalam melanjutkan
untuk mengukir kisah indah
Kedinianku tak memahami keinginan orang dewasa
Berakibat amarahmu yang membuat luka di hatiku
Hingga keputusan itu ku ambil dengan bahasa kanak-kanak ku
Wahai senimanku
Ingin ku menata asa bersamamu kembali
Menghilangkan bias misteri di wajahmu
Menghapuskan segala kepingan duka dalam hatimu
Namun keretakan yang ada di antara kita tak kan pernah memberi ku kesempatan
Untuk dapat mengulang kembali cerita indah yang pernah tercipta
Pelukisku, sungguh ingin kukatakan
Bahwa aku menyesali apa yang sudah menjadi keputusanku
Aku ingin kembali bersamamu,
Menemanimu berkarya dan menjadi kekasihmu hingga maut tiba
Pelukisku, .... aku selalu mencintaimu ....
CINTA UNTUK PELUKISKU
Pontianak , 25 April 1995
Sepuluh Tahun yang lalu
Pernah ada cinta untukmu
Pernah ada lamunan dan impian kala itu
Pernah ada kerinduan yang menggebu
Pernah ada kisah yang terukir
dalam hatiku dan hatimu
Sepuluh tahun silam
Di saat pertama kali aku merasakan cinta
Kuberikan cinta itu padamu
Kebeliaanku terhampar dalam kanvasmu
Kasihmu kau benamkan dalam hati polosku
Dan kepolosan itu jugalah
yang menghancurkan harapan yang ada
Aku tak mengerti yang menjadi keinginanmu
Diammu kusalah artikan
Profesimu membuatku luka
Dan akhirnya kita sama-sama terluka
Sepuluh tahun terlewati
Membuat kau berlalu dalam khayalku
Waktu telah menghapus bayang dirimu
Tapi cintaku padamu masih kusimpan di hatiku
Tak kan hilang begitu saja
kenangan indah bersama pelukisku
Pelukanmu, kasih sayangmu dan kesabaranmu ingin ku miliki lagi
Apakah mungkin, setelah harkatku kini telah berbeda
Sepuluh tahun berlalu
Kini kita berjumpa lagi
Engkau ingin merajut kembali benang yang telah terputus
Kau tawarkan kisah cinta yang pernah tercipta,
Untuk kita rangkai bersama
Namun kini diriku tidak sendiri lagi
Ikrar di altar tak mungkin kuingkari
Kini diantara kita telah berdiri
dengan teguh tembok penghalang
Walau debaran rindu dan cinta hadir kembali
Menggoyahkan iman dan kesetiaanku
Tapi detik untuk kita telah usai
Jalan kita telah berbeda
Dan segala kisah yang pernah ada kusimpan
dalam lemari kenangan di sudut hatiku
CINTA SANG SENIMANKU
Pontianak , 25 April 1995
Kita bertemu di malam seni budaya
sepuluh tahun yang lalu
Perkenalan yang singkat
Berlanjut menjadi hubungan asmara yang indah
Terjalin kasih di antara usia yang terpaut sepuluh tahun
Aku masih belia dan kau sudah dewasa
Rambut ikalmu dan wajahmu yang selalu tersenyum
Sangat menarik, hingga Cinta Pertamaku memilihmu
Kasihmu yang begitu besar, membuatku betah bersamamu
Kau sangat sabar menghadapi aku gadis kecilmu yang terlalu banyak keinginan
Kecemburuanku, kehendakku, manjaku dan ngambek ku harus menjadi yang utama
Kau betah melakoni semua prilaku burukku dengan sabar
Dan hanya senyuman tersungging di bibirmu
Kebersamaan yang kita rajut, hanya mampu bertahan 8 bulan
Karena kekanak-kanakan ku yang menghancurkan kisah itu
Amarahmu yang pertama terlontar, menjadi amarah yang terakhir
Dan sangat kau sesali seumur hidupmu hingga kini
Karena amarah itu membuatku tersinggung dan mengambil keputusan
Keputusan yang akhirnya juga kusesali
Kita sama-sama terluka,
Dan aku malu untuk meminta maaf,
Padahal beribu maafmu telah kau nyatakan di hadapanku
Bahkan dengan sengaja dalam 1 bulan sejak kita berpisah
Aku menjalin cinta dengan lelaki lain
Kasih ... kebodohanku di masa kecil sepuluh tahun yang lalu
Telah melukaimu hingga kini
Membuatmu berhati-hati dalam hidup
Maafkan aku karena telah membuatmu trauma dalam merajut cinta
Dan maafkan aku karena tak bisa kembali denganmu
Jalan kita sudah berbeda, kini aku telah berdua
Walau cinta itu masih ada di sudut hatiku yang lain
Bukalah hatimu untuk gadis yang lain,
lupakan bahwa aku pernah hadir di hatimu
KISAH USANG
Pontianak , 23 Mei 2014
Terakhir aku melihatmu tahun 1995
Kini kita bertemu lagi,
sembilan belas tahun kemudian
Masih sendiri ......
Aku hanya bisa tersenyum sedih di dalam hati
Di masa tuamu kau tetap bertahan untuk hidup sendiri
Tiada yang mendampingimu
Tiada keturunan yang akan menggantikanmu
ketika waktumu telah tiba nanti
Dua puluh sembilan tahun yang lalu kita bertemu
Dalam acara seni dan budaya
Kini kita bertemu kembali
di acara yang sama dalam waktu yang berbeda
Dalam kondisi yang berbeda
Dua puluh sembilan tahun yang lalu,
pernah ada rajutan benang cinta di antara kita
Aku masih belia dan kau sudah dewasa
Cinta Pertama ku memilihmu untuk menjadi kekasihku
Dan kebeliaanku juga yang menghancukan percintaan kita
yang sempat bertahan 8 bulan
Ini kisah usang ....
Dulu cintaku sangat menggebu padamu
Sepuluh tahun kita berpisah,
rasa itu masih terselip pada dinding-dinging hati ku
Namun setelah sembilan belas tahun kemudian,
Kucari rasa itu ....
ternyata telah menguap hilang entah kemana
Tiada lagi tersisa segala getar-getar rindu
dan mawar kasih di lemari kenanganku
Apakah karena kisah yang hadir kini
begitu banyak hilir mudik dalam hatiku
Dan meninggalkan sakit yang teramat dalam hidupku
Hingga hatiku beku dan terkikis semua cerita yang pernah ada
Apakah kisah kita tertimpa oleh berbagai kisah yang pernah hadir
Seperti bersama kisah Kelayang Merak, Pangeran Tengah Malam
dan Pria Ubanku
Ntahlah ...
Namun yang ingin kusampaikan bahwa,
Kisah kita sebenarnya indah,
hanya datangnya pada saat yang salah
Usiaku yang belia tak mampu menjaga keindahan asmara
yang kau berikan
Dan juga yang ingin kusampaikan bahwa,
Kini aku mengukir cerita
dengan orang yang seprofesi denganmu
Dan usianya terpaut sepuluh tahun lebih muda dariku,
sama dengan ku dulu
Yang ku pinta semoga tidak berakhir seperti kita dulu
Kasih ..... maafkan aku .... karena kisah usang itu tak membekas lagi di hatiku
Ternyata Cinta Pertama tak selalu membayangi hidup manusia
Ternyata Cinta itu tak abadi seiring berjalannya waktu
Selamat Tinggal kekasih usangku, ...
ku tutup buku kita dan tak kan ku buka lagi
0 komentar:
Posting Komentar