Oleh : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut
Kuntum Mawar Merah itu aku patri di tubuhku,dengan maksud untuk selalu mengenangmu, bahwa kau pernah hadir dan mengisi ruang hatiku. Kebersamaan yang indah denganmu masih termetrai di ubun-ubun kepalaku. Pintu dan jendela menjadi saksi saat kau umbar janji. Saat mawar merah bertaburan di ranjang kita, kau selipkan satu di belahan payudaraku ... aku yakin, aku masih ada di hatimu, tapi kita sadari bahwa kita takkan bersama .... 3 Juli 2010
Semilir angin membisik kantuk, .. kelopak mata mengatup lelah dan akan terkuak lagi sampai laut melepaskan mentari
Terus menanti Fajar dengan gulita yang semakin berkabut
desah angin menggoyang kebinalan malam
kelelawar meliuk liuk membentangkan sayapnya
kepak Sang Rembulan menjuntaikan cahayanya
Dengan menutup hari penuh senyuman,
berharap esok akan terkuak kembali
di kala Sang Surya memijarkan cahaya
dan siluetmu Pangeran Tengah Malamku
terus menari di lentik bulu mataku,
Karena hasrat terus menggunung pada benakku,
sedangkan keramahan darimu yang kunanti tak kunjung tiba,
hanya asa yang terus mengukir semangat,
hingga aku hanya pasrahkan semua indah dalam mimpi,
dengan menaburkan mawar pada alam impianku, hingga petiduran kita yang pernah harum, terus mewangi, butiran keringat kembali melumuri tubuh kita, sampai ayam berkokok dan aku kembali pada dunia nyata, walau dalam impian, tapi aku merasakan dambaku dan bahagiaku .....9 Juli 2010.
Juwita merana ...
karena bulan mengikis cahaya di pelataran sabitnya
laga tak lagi meraup rona
halimun batin menutup tawa
lara mengintip di balik kelopak gulita
pasrah juwita pada noda yang tercipta
terkubur pilu dalam lumpur dosa
sanjak rindu tak lagi membahana
terkulai lemah tak bernyawa
sesal tak bermakna memonopoli raga
petikan harpa tentang lara cinta
menjadi sonata masa lalu Sang juwita ... 11 Juli 2010
Langit berkerudung awan kelabu
Rinai hujan melukis alam senja
Gemuruh petir mengiringi kepergian mentari
semakin larut hati bermakna sunyi
hanya berharap tiupan Sang Angin
membisiki salam cintaku untuknya
Merintih Tubuhku mengenang ragamu
Menggelinjang hati mendamba hadirmu
Wahai kau Pangeran Tengah Malamku
Rinduku berlumut pada detak jantungku
Jamahlah kembali tiap tetes airmataku
Yang kusemprotkan ke jiwamu
Dan tubuhku tergolek indah
Saat eranganmu mendekap jiwaku
Tiada kata yang terucap
Hanya degup jantung kita
mewarnai kemilau kasih asmara ... 18 Juli 2010
Jangan tangisi sebuah kisah
apalagi menangisi seseorang yang tidak memilih hidup bersama kita
biarlah dia pergi atas keinginannya
apalagi jika dia tidak pernah merasakan senang dan bahagia saat bersama
Biarlah jika aku tidak pernah ada dalam lembaran kenangannya
Perih yang kurasakan semoga mengilhamiku untuk selalu tegar ... 20 Juli 2010
Rembulanku, hatiku perih dan menangis
saat mengenang kisah yang pernah kau ukir dalam memory batinku
bagiku semua teramat indah,
hingga aku tidak dapat melupakan begitu saja
nyanyian rindu yang pernah kau nyanyikan untukku
walau tak satu bab pun cerita kita yang membayangimu
kau buang begitu saja, seperti bungkusan makanan ... 21 Juli 2010
Pesona dirimu kuat mengikat batinku
Tak ingin gelisahnya jiwaku,
mengharapkan kau jadi milikku
karena hanya kepedihan yang akan terasa
seperti detik-detik yang lalu yang telah kita jalani ... 21 Juli 2010
Detak jantungku, memanggil nafas Sang kekasih
untuk berpagut dalam aroma kasih
deru asmara melambungkan nafsu
hingga bergelora sampai ke sumsum
oh cintaku, mari rasakan dan nikmatilah
hingga akhir hayat kita .... 23 Juli 2010
4 komentar:
Olala...untaian kata nan indah meski dalam suasana lara yang menyelimuti kalbu seorang bidadari.So pasti...aku kasih jempol
makasih ya mas ut jempolx ...
Mantap.
www.samuadup.com
terimakasih y bung rudi rudirehan
Posting Komentar