oleh : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut
Keterpurukan mengais nafkah semakin menimbulkan hasrat untuk saling membunuh.
Garudaku yang dulu tegar membentang, sudah mulai terkulai dan hampir tak berdaya,
karena di gerogoti oleh egois dan nurani yang kosong.
Banyak Pahlawan bertebaran yang membuat SAMPAN ini tenggelam.
Kawan, mari kita budidayakan DAMAI, isi nurani dengan kebajikan
Sehingga GARUDA kita tetap kokoh seperti waktu kita kecil dulu.
Tidak perlu mempermasalahkan kebhinekaan yg sudah lama tercipta,
Hargai buah pikiran para pendahulu,
Merah Putih berkibar, bukan karena satu suku dan satu agama.
Dalam mengibarkan Sang SAKA, begitu banyak darah saudara2ku yang menjadi korban.
Mereka datang dari berbagai pelosok NUSANTARA.
Haruskah kita tak perdulikan pengorbanan mereka,
Ingat,hanya dengan BAMBU RUNCING dan PERSATUAN yang teguh, Proklamasi bisa terlaksana
Rasakanlah nikmatx detik-detik PROKLAMASI, mengalir deras dalam darah kita.
Hingga gandengan tangan kita kokoh dan takkan terlepas.
Biarlah BHINNEKA membuat indah dalam persaudaraan
Resapilah lentuanan RAYUAN PULAU KELAPA dalam dada,
Dan ketika hasutan segelintir manusia2 yang bertopeng monyet berdatangan,
GENGGAMLAH selalu syair SATU NUSA SATU BANGSA.
Hidup ini adalah indah ketika kita membuatnya indah,
Segarnya harum PERDAMAIAN, akan menambah Romantisnya bernegara
Hanya boleh kuntum kuntum MELATI yang bertebaran di Pangkuan Ibu PERTIWI,
Sudah tidak lazim lagi anyir darah peperangan menyertai era globalisasi.
Bulatkan tekad dan satukan langkah hanya untuk Indonesia Merdeka ...
Pontianak, 24 Oktober 2010
0 komentar:
Posting Komentar