Minggu, 27 Maret 2011

Kepak Lelah Sang Merpati

Oleh : Marselina Maryani Soeryamassoeka, S.Hut

Indahnya Burung Merpati itu ... Bulunya putih bagaikan salju ..saat ia mengepakkan sayapnya, begitu memukau ... tatapan matanya sayu, mengundang kasih .. Ia terbang, lincah kesana kemari ... paruhnya mematuk membuat penasaran bagi yang melihatnya ... segala aktivitasnya memberi warna dan mampu menyedot beribu mata, seolah ia sengaja memamerkan keindahan setiap gerak lakunya .. merpati putih yang satu ini lebih menyolok dan lebih menonjolkan auranya ... sehingga banyak penggemar Burung yang berlomba ingin memilkinya ... Ramai yang menawarkan sangkar buat Sang Merpati, namun sangkar yang di tawarkan hanyalah sebuah kotak kawat yang hanya mengekang kepak indah Sang Merpati, agar tak lari ... tak perduli Merpati haus dan lapar, si Penggemar hanya menoleh kalau ia ingin melihat ... Namun setiap ada kesempatan, merpati mencoba untuk lari dan terbang tinggi ...



Begitulah perputaran hidup Sang Merpati yang indah itu .. terus berpindah dari sangkar yang satu ke sangkar lainnya ... tiada sangkar yang cocok untuknya .. karena cuma kesengsaraan yang di dapatkan .. ia sudah lelah berganti sangkar dan mengepakkan sayapnya .. sudah tiba saatnya ia beristirahat dari beribu mata yang hanya sekedar ingin menikmatinya tanpa mau memeliharanya dengan baik ..
Ketika Sang Merpati mulai mencari Sangkar yang terbaik untuknya ... ia selalu menemukan Sangkar yg penuh duri dan kotor ... sehingga tak ada tempat untuk ia melepaskan lelah dan lelapnya ... wajar saja merpati itu terus terbang, hinggap dari satu pohon ke pohon lainnya ... akankah ia menemukan SANGKAR EMAS itu ... karena kepaknya sudah lemah untuk melalang buana.

Namun Burung merpati itu harus terus terbang dan mencari tempat dimana ia akan berdiam, karena jika dia tidak mencari sesuatu yang baru, dia tidak akan menemukan tempat berteduh yang aman untuknya . ... dan ketika hembusan angin kuat menerpa, Sang Merpati yang sedang terbang, terjatuh, dan jatuhnya di ujung kaki seorang PETANI... mata indahnya memandang penuh curiga, ... akankah terselamatkan atau bahkan musnah bersama harapan untuk melanjutkan hidupnya ...

Sedangkan lelah tampak di raut wajah Si petani ..keringat mengucur deras dari dahinya ..tapi walau demikian ia terus melakukan rutinitasnya sebagai seorang petani, tanpa kenal lelah dan tajamnya sengat mentari ..ketika tiba-tiba seekor Burung Merpati jatuh d ujung kakinya ..tak tega ia memandang mata indah si merpati, lalu d raihnya dan d belainya dengan penuh kasih, sambil ia berkata "aku akan mencoba merawatmu".

Saat rembulan hadir pada ladang pedesaan, Petani dan burung merpatinya menikmati malam yang indah bersama-sama ... dengan belai kasihnya perlahan petani mengobati luka di sayap merpati dan trauma yang membekas dalam ... terbuai merpati merasakan sentuhan kasih yang sangat di dambakannya, serasa tak ingin terbang lagi ... walau keras kerja Si Petani, namun kelembutan hati terpancar dari sikap dan rasa kasih sayang yang di rasakan sang merpati ...tidak seperti mereka yang lainnya, hidup di perkotaan namun tiada berbelas kasih pada suatu kehidupan ... damai sudah tercium di balik dedaunan karet dan harum jerami menghangatkan hati yang lara .. semoga akan abadi ... Amin

Pontianak, 13 Maret 2011

0 komentar:

Posting Komentar